BersamaTuhan, "Lambat tetapi Pasti dan Atau Cepat tetapi Tepat" 18 Desember 2021 06:41 Diperbarui: 18 Desember 2021 06:52 117 0 0 + Laporkan Konten Berjalan tanpa Tuhan itu, hasilnya mungkin cepat tapi sering tidak bertahan dan justru menyesatkan serta tidak tepat. Bisa jadi lambat bahkan terhambat. “–sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” 2 Korintus 57. Kata dalam bahasa Yunani yang digunakan Paulus di dalam 2 Korintus 57 adalah peripateo yang berarti melangkah berkeliling dari satu tempat ke tempat lain atau berjalan kaki. Hal ini dapat kita mengerti karena pada saat itu, Paulus melakukan pelayanan dengan berjalan kaki menuju ke Palestina, Asia Kecil, dan beberapa kota di Eropa. “Peri” berarti berkeliling, dan “pateo” berarti melangkah. Apakah kita perlu berjalan dengan iman? Paulus menggunakan istilah hidup karena percaya iman. Kita hidup dengan apa yang kita ketahui, dan bukan dengan apa yang kita lihat. Manusia memiliki lima indra penglihatan, perasa, peraba, penciuman, dan pendengaran. Namun, ada indra keenam yang hampir pasti dimiliki oleh semua manusia perasaan rohani yang dengannya kita berkomunikasi dengan Allah. Saya tidak melihat, menyentuh, merasa, mencium, atau mendengar Allah, tetapi saya sudah pasti berkomunikasi dengan-Nya. Komunikasi ini pasti terjadi karena kita memiliki roh yang bersatu dengan Roh-Nya. “Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani”1 Kor. 213-14. Paulus membandingkan perasaan rohani dengan perasaan fisik yang ia miliki, “Tetapi seperti ada tertulis “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah”1 Kor. 29-10. Memang ada saat-saat di mana hubungan manusia terputus dari hubungannya dengan Roh Allah. Sebaliknya, segera setelah manusia menerima keselamatan–kita “dilahirkan kembali,”–kita kembali terhubung dengan Allah yang menjadi penuntun dan penolong dalam kehidupan kita. Pada titik itu, kita mulai mendengar dan mengerti apa yang dikatakan Allah kepada kita. Kita mulai melihat kehidupan dari sudut pandang ilahi-Nya ketimbang melihat terbatas hanya kepada sudut pandang manusiawi saja. Ilustrasi Berjalan Dengan Iman Ada kisah mengenai seekor kijang di Afrika yang mampu melompat setinggi 3 meter dan melewati jarak hampir 9 meter. Namun, binatang ini dapat dengan mudah dikurung di dalam kebun binatang yang dikelilingi oleh pagar-pagar tertutup dengan tinggi tak lebih dari 1 meter. Harusnya mereka dapat dengan mudah melompati pagar itu untuk lari bukan? Namun, pada kenyataannya mereka tidak akan melompat jika mereka tidak dapat melihat di mana mereka akan mendarat. Mereka tidak mengetahui bahwa bumi ini sama di luar maupun di dalam pagar. Akibatnya, mereka akan terus terkurung di dalam kandang karena terbatas hanya pada apa yang mereka lihat. Mungkin kisah di atas bisa menjadi contoh perbedaan antara penglihatan manusiawi dan penglihatan rohani. Secara manusia, mungkin kita tidak dapat melompati tembok masalah–karena kita tidak tahu pasti di mana kita akan mendarat nantinya. Namun, dengan indra rohani kita, kita dapat memutuskan untuk melompati tembok masalah itu. Kita tidak tahu ada apa dibalik tembok itu, namun kita yakin karena Allah telah melihatnya. Ia tidak akan pernah memanggil kita untuk pergi ke tempat atau melakukan sesuatu yang tidak benar. Apakah itu beberi kita mengabaikan akal sehat kita? Lantas apa gunanya kelima indra kita yang lain itu? Jawabannya tentu saja tidak. Allah memberikan kita kelima indra itu sebagai penerima–pintu gerbang informasi ke dalam kehidupan kita. Inti dari berjalan dengan iman adalah berjalan dengan tidak dibatasi oleh informasi-informasi itu. Berjalan dengan iman juga bukan berarti hidup irasional atau tanpa pertimbangan, melainkan berjalan dengan menambahkan sudut pandang Allah ke dalam sudut pandang kita. Pertimbangan ilahi ini yang melampaui pertimbangan manusiawi kita. Saya akan menceritakan kisah lain yang memudahkan pemahaman kita. Ada sebuah peristiwa kebakaran di daerah New York, Amerika. Kebakaran ini terjadi di sebuah apartemen bertingkat di mana seorang anak perempuan yang buta sedang berada di jendela lantai empat gedung tersebut. Sayangnya, keadaan yang tidak memungkinkan memaksa anak itu harus lompat ke bawah agar dapat selamat. Para petugas pemadam kebakaran datang dengan sebuah jaring raksasa dan menyuruh anak perempuan tersebut untuk lompat ke jaring–jaring yang tidak dapat dilihatnya. Tentu saja anak itu terdiam di pinggir jendela, di mana api mulai merambat ke sekitarnya. Tiba-tiba ayah dari anak perempuan ini tiba di bawah dan langsung berteriak kepada putrinya. Ia mengatakan bahwa ia ada di bawah sana menunggu sang anak melompat. Saat itu adalah saat yang paling tidak masuk akal bagi seorang anak buta untuk melompat–namun ia melompat juga. Dengan tenang ia melompat dan tiba di jaring tanpa terluka sedikit pun. Lantas, apa yang mengubah situasi itu? Mungkin hanya suara sang ayah yang ia kenal. Suara yang ia percayai sepenuhnya suara ayahnya yang selalu inginkan yang terbaik bagi dirinya. Ketika ia percaya akan hal ini, semuanya berubah drastis. Mungkin ia sudah mati terbakar bersama dengan gedung itu, namun kini ia tetap hidup. Yang tidak masuk akal menjadi masuk akal ketika ia menambahkan sudut pandang kepercayaan kepada bapanya. Terkadang kita seperti anak perempuan yang buta itu. Ia benar-benar buta, seperti kita yang terdiam di salah satu sisi kehidupan, tidak melakukan apa pun yang tidak dapat kita lihat atau apa yang tidak kita mengerti. Hanya ketika kita percaya kepada suara Bapa, barulah kita memiliki kemampuan untuk tenang dan mengetahui bahwa kita akan aman. Ia dapat menjelaskan bahwa meski pun kita tak melihat, ada sesuatu yang indah di sana. Namun, kita harus berjalan melaluinya meski pun rasanya tidak mungkin atau terlalu beresiko. Itulah yang disebutkan berjalan dengan iman. Siapkah teman-teman berjalan maju? Berjalan dengan Iman pada Tuhan Allah? Recommended for you BerjalanBersama Yesus. By. Veronica H. Angkatirta. -. April 4, 2018. 0. 865 views. DALAM menyusuri kehidupan, kita kerap mengalami kekecewaan karena apa yang terjadi ternyata bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan sejak semula. Kekecewaan yang begitu mendalam menyebabkan kita kehilangan arah, kita menjadi pesimis dan menutup diri

Berjalanbersama Tuhan tentu ada proses kehidupan, dan proses itu jika bersama Tuhan lebih dahsyat daripada orang yang berjalan melewati proses tetapi tidak tahu arah hidup mereka. Karena tidak ada tuntunan. Proses itu memang ada dalam rencana Tuhan karena di dalamnya ada proses pengenalan akan Tuhan secara pribadi. Disitulah kita menjadi lebih

HomeBERITA Tuhan Berjalan Bersama Kita. BERITA; RENUNGAN; Renungan Harian; Tuhan Berjalan Bersama Kita. By. Romo Yusup Gunarto SMM - May 9, 2021. 0. 316 views. Facebook. Twitter. Pinterest. WhatsApp. Ilustrasi -- Pergi by ist. Senin, 10 Mei 2021. Bacaan I : Kis. 16: 11-15. Injil : Yoh. 15: 26-16:4a. Kami berjalan kaki dari Yogya tanpa Unduhfoto Kuil Neelkanth Di Benteng Kalinzar Yang Dibangun Oleh Penguasa Chandela Paramaditya Dev ini sekarang. Dan cari lebih banyak gambar stok bebas royalti yang menampilkan Abad pertengahan foto yang tersedia untuk diunduh dengan cepat dan mudah di perpustakaan iStock. Berjalanbersama Tuhan adalah sesuatu yang sangat membahagiakan dan menjanjikan keselamatan jiwa kita. Selain itu, ada kesan terdalam yang akan kita alami jika membuka hati bagi Tuhan. Kiranya kesan tersebut terdapat pada bacaan kedua hari ini "Dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, dan Persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas

Lalangsatu di antara gandum, perumpamaan Alkitab ini dapat ditemukan dalam Injil Matius 13: 24-30; 36-43. Perumpaan ini menyatakan mengenai tumbuhan gandum yang tumbuh bersama dengan bersama dengan lalang. Orang-orang meyakini Tuhan dimisalkan sebagai gandum pada ilustrasi ini. Sedangkan orang-orang jahat dimisalkan sebagai lalang.

NoTu.
  • f0mgdjzh25.pages.dev/401
  • f0mgdjzh25.pages.dev/431
  • f0mgdjzh25.pages.dev/355
  • f0mgdjzh25.pages.dev/315
  • f0mgdjzh25.pages.dev/326
  • f0mgdjzh25.pages.dev/63
  • f0mgdjzh25.pages.dev/112
  • f0mgdjzh25.pages.dev/30
  • ilustrasi berjalan bersama tuhan