Sinopsis Novel Azab Dan Sengsara Kategori : Azab Dan Sengsara , Merari Siregar Penulis: Merari Siregar Penerbit: Balai Pustaka Tahun Pertama Terbit: 1920 Jumlah Halaman: Novel yang satu ini bisa dikategorikan novel klasik terbitan Balai Pustaka. Ia menandai zaman dimana sastra Indonesia masih didominasi penggunaan bahasa melayu yang kental.
Uploaded byEfiza Nikmatul 0% found this document useful 0 votes185 views3 pagesOriginal TitleSINOPSIS NOVEL AZAB DAN SENGSARACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes185 views3 pagesSinopsis Novel Azab Dan SengsaraOriginal TitleSINOPSIS NOVEL AZAB DAN SENGSARAUploaded byEfiza Nikmatul Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. BeliAzab dan Sengsara - Merari Siregar. Harga Murah di Lapak Buku Beta. Telah Terjual Lebih Dari 4. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. Sastra Angkatan Balai Pustaka Karya Merari Siregar Ringkasan Umum Sifat buruk Ayah seperti berjudi, suka marah, main pukul, dan berbicara kasar, menimbulkan kesengsaraan pada istri dan anaknya. Disamping jatuh miskin juga tidak dihargai orang lain. Akibatnya adalah anak perempuan yang baik ketika jatuh cinta secara alami dengan seorang pria yang sangat dikenal dengan baik, tapi cinta mereka tidak direstui karena keluarga wanita tersebut miskin. Penderitaan wanita tersebut tidak putus-putusnya karena dijodohkan dengan orang yang tidak jelas asal-usulnya dan ternyata sangat kejam. Aminudin dan Mariamin selalu bersama sejak kecil. Karena pergaulan mereka yang dekat dan juga mereka adalah saudara sepupu, maka antara Mariamin dan Aminuddin timbul rasa cinta. Karena Aminuddin adalah seorang anak yang baik budinya, maka Ibu Mariamin merestui hubungan itu. Apalagi ibunya mengharapkan agar anak perempuannya dapat hidup berbahagia tidak menderita miskin seperti keadaan mereka saat ini. Keluarga Aminuddin adalah keluarga kaya dan terpandang. Ayah Aminuddin yaitu Baginda Diatas adalah seorang kepala kampong, bangsawan kaya dan disegani oleh bawahannya karena sifat-sifatnya yang mulia serta kerajinan kerjanya. Sifat Baginda Diatas ditiru oleh anaknya. Keluarga Mariamin adalah keluarga miskin. Ayah Mariamin yaitu Tohir dengan gelar Sutan Baringin. Berbeda dengan keluarga Aminuddin, keluarga Mariamin adalah keluarga miskin disebabkan oleh tingkah laku ayahnya almarhum yang suka berjudi, pemarah, mau menang sendiri, serta suka berbicara kasar. Ayah Mariamin sering membuat masalah dengan orang lain, lama-lama keluarga Mariamin jatuh miskin. Hingga akhir masa hidupnya, Tohir Sultan Baringin menjalani hidup sengsara bersama istrinya yang bernama Nuria. Kisah cinta Aminuddin dan Mariamin semakin bersemi ketika suatu hari Mariamin tergelincir dari sebuah jembatan bambu. Tanpa pikir panjang Aminuddin terjun ke sungai menyelamatkan jiwa Mariamin. Mariamin dapat diselamatkan, dan merasa amat berhutang budi pada sepupunya itu. Tapi sayang hubungan cinta mereka tidak disetujui oleh Baginda Diatas karena keluarga Mariamin adalah keluarga miskin dan tidak berasal dari kalangan terpandang. Oleh sebab itu Aminuddin berangkat meninggalkan Sipirok menuju ke Deli Medan untuk bekerja. Aminuddin berjanji pada Mariamin untuk menikahinya pada saat dia mampu menghidupi calon istrinya. Setelah Aminuddin pergi, Mariamin sering berkirim surat dengan Aminuddin. Ia selalu menolak lamaran pemuda lain untuk meminangnya karena kesetiaannya pada Aminuddin semata. Setelah bekerja dengan mantap di Medan, Aminuddin memberi kabar kepada Mariamin melalui surat untuk segera menyusulnya ke Medan, dan akan menjadi isterinya. Kabar itu juga disampaikan kepada keluarga Aminuddin sendiri. Ibu Aminuddin senang dengan rencana anaknya, akan tetapi suaminya Baginda Diatas tidak menyetujui hubungan Aminuddin dan Mariamin. Supaya tidak menyakitkan hati isterinya diam-diam pergi ke dukun menanyakan siapakah jodoh Aminuddin sebenarnya. Lalu dia menyampaikan pada isterinya bahwa menurut dukun, jodoh Aminuddin bukanlah Mariamin, tapi seorang puteri kepala kampong lain yang cantik dan kaya. Tanpa memberi tahu Aminuddin, Baginda Diatas membawa calon menantunya yang akan dijodohkan dengan Aminuddin di Medan. Alangkah sedih hati Aminuddin mendapat jodoh bukan pilihan hatinya, tapi dia tidak kuasa menolak keinginan ayahnya serta adat istiadat yang kuat dianut masyarakat. Setelah itu Aminuddin memberi tahu Mariamin melalui surat mengenai pernikahannya yang tidak tidak dia inginkan, hanya terpaksa, dan tidak berdasarkan cinta. Kepada Mariamin, Aminuddin mohon agar dimaafkan dan meminta Mariamin berlaku sabar menerima cobaan. Akhirnya Mariamin jatuh sakit karena cintanya yang kandas. Lalu Baginda Diatas datang ke rumah Mariamin untuk meminta maaf dan menyesali segala perbuatannya setelah melihat sifat-sifat Mariamin yang baik. Tidak sampai satu tahun sesudahnya Mariamin dikawinkan dengan Kasibun, lelaki yang tiada jelas asal usulnya. Kasibun mengaku bekerja sebagai kerani di Medan. Ibunya berharap, pernikahan anaknya dengan Kasibun akan mengurangi beban penderitaan mereka. Ternyata kemudian diketahui, suaminya baru saja menceraikan isterinya di Medan untuk mengawini Mariamin. Bersama Kasibun, Mariamin tinggal di Medan. Di Medan kehidupan Mariamin makin menderita dan tambah sengsara. Kasibun memiliki penyakit kelamin. Oleh karenanya Mariamin sering menghindar ketika diajaknya behubungan intim. Pertengkaran demi pertengkaran tak dapat lagi dihindarkan. Kasibun tak sering berlaku kasar kepada istrinya dan sering memukul Suatu hari Aminuddin mengunjungi Mariamin di rumahnya. Pertemuan kekasih lama yang tanpa diduga itu memang membuat terkejut Mariamin. Kasibun merasa cemburu dan kemudian menyiksa Mariamin tanpa belas kasihan. Akibat siksaan itu Mariamin merasa tidak tahan hidup bersama suaminya. Mariamin kemudian datang ke kantor polisi dan melapor. Lalu mengadukan perkaranya. Kasibun kalah perkara. Dengan membayar denda sebesar duapuluh lima rupiah, Kasibun harus mengaku bersalah dan merelakan Mariamin bercerai darinya. Mariamin yang sudah jadi janda pulang ke kampung halamannya di Sipirok. Badannya jadi kurus dan selalu sakit-sakitan. Hingga akhirnya dia meninggal karena banyak azab dan hidup yang sangat sengsara. Originally posted 2012-10-17 095328. Republished by Blog Post Promoter sinopsisnovel azab dan sengsara. Published : 05.35 Author : Unknown AZAB DAN SENGSARA. MERARI SIREGAR. Di kota Siporok, hidup seorang bangsawan kaya raya yg memiliki seorang anak laki-laki dan seorang perempuan (yg perempuan tdk dijelaskan lbh lanjut oleh pengarangnya). Anaknya yg laki2 bernama Sutan Baringin. Disampaikan sinopsis hari ini berjudul “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar Azab dan Sengsara adalah sebuah novel tahun 1920 yang ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit besar di Indonesia kala itu. Novel ini mengisahkan sepasang kekasih, Amiruddin dan Mariamin, yang tidak dibolehkan menikah dan menderita. Novel ini dianggap sebagai novel modern pertama dalam bahasa Indonesia. Azab dan Sengsara dianggap sebagai tonggak lahirnya novel modern di Indonesia. Selain karena penggunaan bahasa Melayu Tinggi, karya Merari ini tak lagi berbentuk hikayat. Walau apabila ditinjau dari segi ceritanya, masih mengangkat persoalan kehidupan sehari-hari seperti dalam hikayat. Namun, berbeda dengan hikayat yang selalu mengungkapkan dunia istana, Azab dan Sengsara justru memaparkan dunia orang biasa serta menampilkan unsur-unsur kritik sosial yang tidak pernah ditampilkan dalam hikayat. Tokoh utama dalam novel ini, Amiruddin dan Mariamin tak berdaya menentang adat yang berlaku, meski mereka telah berpendidikan. Bahkan, Amiruddin yang sudah memiliki penghidupan sendiri, tidak menumpang pada orang tua, juga tak mampu melawan kehendak ayahnya. Melalui kondisi tokoh yang demikian, agaknya pengarang ingin mengetengahkan penderitaan akibat sistem perjodohan, sikap materialistis, dan kepercayaan pada dukun. Merari Siregar menulis Azab dan Sengsara berdasarkan pengamatannya terhadap kehidupan masyarakat Sipirok, Tapanuli, Sumatera Utara. Di tempat itulah ia dilahirkan dan dibesarkan sehingga terbiasa dengan adat masyrakatnya. Namun, ketika ia telah memperoleh pendidikan, ia mulai kritis terhadap adat masyarakat Sipirok yang dinilainya tak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Hal inilah yang menggugah dirinya untuk menulis sebuah karya sastra, seperti diakui sendiri olehnya. Sobat Balai Pustaka yang berminat untuk memiliki buku tersebut, silahkan menghubungi ; 1. Bapak Juan >>> 08122351895 2. Bapak Supriadi >>> 081317424255 3. 4. Sumber InBalaiPustaka / edit Sinopsisnovel "baruang ka nu ngarora". Kulantaran maranehna rek mandiri sareng teu. Ngagunakeun bahasa sunda halus 4. 3.77 · rating details · 90 ratings · 5 reviews. (1914), leuwih ti heula ti batan novel dina basa indonésia azab dan sengsara karangan merari siregar anu mimiti medal dina taun 1920 méméh medal novel, dina sastraHinggaakhir masa hidupnya, Tohir (Sultan Baringin) menjalani hidup sengsara bersama istrinya yang bernama Nuria. Kisah cinta Aminuddin dan Mariamin semakin bersemi ketika suatu hari Mariamin tergelincir dari sebuah jembatan bambu. Tanpa pikir panjang Aminuddin terjun ke sungai menyelamatkan jiwa Mariamin.Sinopsis: Di tengah kota Sipirok ada seorang gadi yang bernama Mariamin atau biasa di sebut Riam. Mariamin tinggal di pondok bambu yang beratapkan ijuk dekat sungai di tengah tengah kota Sipirok. Di waktu senja, Mariamin duduk di seuah batu besar depan rumah nya seperti biasa untuk menunggu kedatangan sang kekasih.